Halaman Pusdalops PB Sumbar
Selasa, 16 Juli 2013
Rabu, 10 Juli 2013
PETA BAHAYA GEMPA BUMI ZONA PATAHAN SUMATERA, PROVINSI SUMATERA BARAT
A. Zonasi Wilayah Ancaman Gempa
Gambar 1. Tatanan tektonik wilayah Pulau Sumatera-Samudera Hindia
.
Gambar 2. Pembagian segmen Patahan Sumatera (D. Hilman dan K. Sieh, 2000)
Tabel 1. Data dan Parameter sumber gempa pada segmen-segmen Sesar Sumatera (Tim revisi Peta Gempa Indonesia, 2010).
1. Segmen Angkola
B. Risiko dan Upaya Kesiapsiagaan
Tabel 1. Daftar Kabupaten pada zona ancaman/bahaya gempabumi tinggi pada Zona Patahan Sumatera. Wilayah Administrasi dan jumlah penduduk mengacu pada Sensus Penduduk 2010, BPS.
Patahan Sumatera.
Sesar/Patahan Sumatera membentang sepanjang 1.900 km (dari Banda Aceh hingga Teluk Semangko di Selatan Lampung), membentang paralel dengan palung/zona subduksi sebagai pengaruh dari konvergensi Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia (gambar 1). D. Hilman dan K. Sieh, dalam Neotectonic of The Sumatran Fault, Indonesia, 2000, membagi Patahan Sumatra ini menjadi 3 wilayah, yaitu wilayah Utara, Tengah dan Selatan, namun secara keseluruhan, berdasarkan pengamatan pada peta topografi dan foto udara, dibagi menjadi 19 segmen (gambar 2).
Gambar 1. Tatanan tektonik wilayah Pulau Sumatera-Samudera Hindia
.
Gambar 2. Pembagian segmen Patahan Sumatera (D. Hilman dan K. Sieh, 2000)
Dari 19 Segmen Patahan Sumatera 7 diantaranya terdapat di wilayah Provinsi Sumatera Barat dan akan berdampak langsung terhadap masyarakat yang berada pada zona-zona rentan. Adapun ketujuh segmen tersebut adalah segmen Siulak (2.25°S ~ 1.7°S), segmen Suliti (1.75°S ~ 1.0°S), segmen Sumani (1.0°S ~ 0.5°S), segmen Sianok (0.7°S ~ 0.1°N), segmen Sumpur (0.1°N ~ 0.3°N), Segmen Barumun (0.3°N ~ 1.2°N) dan Angkola sedangkan potensi gempa masing-masing segmen tersebut dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Data dan Parameter sumber gempa pada segmen-segmen Sesar Sumatera (Tim revisi Peta Gempa Indonesia, 2010).
1. Segmen Angkola
Ujung utara segmen ini bermula pada lembag Batang Toru, menyisir lembah Sungai Batang Angkola dan Batang Gadis di wilayah Sumatera Utara. Sementara ujung Selaatnnya berada di wilayah Sumatera Barat di dekat Lembah Batang Pasaman. Panjang segmen 160 km dengan Potensi kekuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,6.
Kerusakan serius dilaporkan pernah terjadi pada tahun 1892 disepanjang lembah Batang Gadis dan Sungai Angkola diantara Malintang dan Lubuk Raya Volcanoes (Visser, 1922 dalam D. Hilman dan K Sieh, 2000).
2. Segmen Barumun
Ujung Utara Berada di Wilayah Sosopan Julu, Sumatera Utara, menyusuri Lembah Sungai Barumun. Bagian Selatan Segmen ini berada di Wilayah Provinsi Sumatera Barat. Panjang segmen 125 km dengan potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,6.
Lembah Aliran Batang Asik dan hamparan lembah (depresi) Batang Sumpur di daerah Panti dan Sitompa hingga Sunpadang merupakan bukti dari adanya pergeseran vertikal berupa amblasan pada bagian segmen ini.
Lembah Aliran Batang Asik dan hamparan lembah (depresi) Batang Sumpur di daerah Panti dan Sitompa hingga Sunpadang merupakan bukti dari adanya pergeseran vertikal berupa amblasan pada bagian segmen ini.
3. Segmen Sumpur
Segmen Sumpur di bagian Utara burujung pada sisi Selatan Depresi Sumpur, di Selatan Panti, kemudian menyisir Lembah Batang Sumpur ke Tenggara, Salabawan, hingga Bonjol, menyusuri S. Silasung. Panjang segmen 35 km dengan potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 6,9.
4. Segmen Sianok
Segmen ini memanjang dari sisi Timur Luat D. Singkarak, melewati sisi Barat Daya G. Marapi hingga Ngarai Sianok. Panjang segmen 90 km dengan potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,3.
Gempa terbesar pernah tercatat pada segmen ini yaitu pada 4 Agustus 1926 dengan pusat hancuran antara Bukit Tinggi dan D. Singkarak. Data terbaru mencatat bahwa 6 Maret 2007 (M 6,4 dan 6,3) juga terjadi gempa merusak pada segmen ini bersama sama dengan segmen Sumani dan mengakibatkan banyak kerusakan di daerah Batu Sangkar dan Solok.
Gempa terbesar pernah tercatat pada segmen ini yaitu pada 4 Agustus 1926 dengan pusat hancuran antara Bukit Tinggi dan D. Singkarak. Data terbaru mencatat bahwa 6 Maret 2007 (M 6,4 dan 6,3) juga terjadi gempa merusak pada segmen ini bersama sama dengan segmen Sumani dan mengakibatkan banyak kerusakan di daerah Batu Sangkar dan Solok.
5. Segmen Sumani
Ujung Utara segmen ini berada di sisi Utara D. Singkarak, menyirisi sisi Barat Daya danau tersebut melintasi daerah Kota Solok, Sumani, Selayo dan berakhir di Utara D. Diateh Tenggara Gunung Talang. Panjang segmen 90 km dengan potensi 65 km kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,2.
Gempa merusak tercatat terjadi pada 9 Juni 1943, M 7.4, di bawah D. Singkarak dan menghasilkan pergeseran horizontal sejauh 1 m 4 (D. Hilaman Natawijaya dkk. 1995), dan gempa pada 6 Maret 2007 juga telah menyebabkan banyak kerusakan di sepanjang segmen ini dari Sumani hingga Selayo.
6. Segmen Suliti
Ujung Utara segmen berada pada D. Diatas dan D. Dibawah dengan lebar zona 4 km pada wilayah tersebut. Patahan Sumatera pada segmen ini menelusuri lembah S. Suliti ke Tenggara hingga anak-anak Sungai Liki di Barat Laut G. Kerinci, dengan panjang total 90 km. Potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,4.
Gempa merusak pada segmen ini pernah terjadi pada 9 Juni 1943, M 7,1 (Pacheco dan Sykes, 1992). Menyebabkan kerusakan parah pada bagian Utara Segmen hingga Muarolabuh.
7. Segmen Siulak
Ujung Selatan Segmen ini berada di wilayah Jambi menyusuri lembah di Barat Daya hingga Barat Laut G. Kerinci, overlap dengan segmen Suliti di wilayah Solok Selatan dengan panjang total 70 km. Potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,2.
Gempa merusak pernah terjadi pada segmen ini pada 9 Juni 1909 dan diyakini berkekuatan 7,7 (Abe, 1981) dan menyebabkan kerusakan parah hampir di sepanjang segmen. Kerusakan pada gempa 6 Oktober 1995, M 7,0 diberitakan terjadi pada area yang cukup luas di lembah Barat Laut Danau Kerinci (Kompas 7 Oktober 1995).
Gempa merusak pernah terjadi pada segmen ini pada 9 Juni 1909 dan diyakini berkekuatan 7,7 (Abe, 1981) dan menyebabkan kerusakan parah hampir di sepanjang segmen. Kerusakan pada gempa 6 Oktober 1995, M 7,0 diberitakan terjadi pada area yang cukup luas di lembah Barat Laut Danau Kerinci (Kompas 7 Oktober 1995).
B. Risiko dan Upaya Kesiapsiagaan
Gempa-gempa yang berafiliasi dengan zona patahan Sumatera merupakan gempa-gempa berkekuatan sedang hingga kuat dengan potensi kedalaman dangkal, kurang dari 20 km. kuat gempa dengan kedalaman yang dangkal dapat mengakibatkan kerusakan yang hebat dan sangat memungkinkan terjadinya bencana ikutan berupa tanah longsor, hal ini akan menambah risiko kerugian yang dapat diakibatkan oleh gempabumi pada wilayah tersebut.
Selain beberapa catatan bencana gempabumi pada uraian Segmen Patahan Sumatera Diatas, terdapat beberapa pengalaman gempa terbaru yang terjadi di pada Sistem Patahan Sumatera baru-baru ini, yaitu :
- Gempa 6,2 skala richter (SR) di Aceh Selasa 2 Juli 2013 yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah dan Kab. Bener Meriah berdampak cukup luas pada masyarakat dimana berdasarkan laporan BNPB Minggu, 7 Juni 2013 tercatat 40 orang meninggal dunia, 63 orang luka berat, 2.362 luka ringan, dan pengungsi mencapai 22.135 orang, Rumah rusak sebanyak 15.919 unit sedangkan 623.
- Gempa 6,4 dan 6,3 SR 6 Maret 2007 melanda Kabupaten Solok, Kab. Tanah Datar dan Kota Padang Panjang. Menyebabkan 52 orang meninggal dunia, dan sedikitnya 14.000 unit rumah rusak.
Masih tingginya tingkat kerusakan dan korban yang ditimbulkan oleh peristiwa gempabumi di Daratan Sumatera, terutama di daerah daerah yang berdekatan langsung dengan pusat-pusat episentrum, zona bahaya tinggi, menunjukkan bahwa masih lemahnya upaya mitigasi yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat di daerah-daerah tersebut. Berbeda dengan upaya mitigasi bencana tsunami yang telah memiliki program mitigasi yang terencana dan terintegrasi dalam “Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami.”, Program Mitigasi dan Kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana gempa bumi darat masih sangat minim dan belum memiliki road map yang terencana dan sistematis.
Perlu jadi perhatian kita semua bahwa wilayah Sumatera Barat yang secara umum rawan terhadap bencana gempabumi, terdapat 12 Kabupaten/Kota dengan total 72 Kecamatan dan 408 Nagari dengan hampir 1.705.878 jiwa (berdasarkan sensus Penduduk 2010) berada pada zona ancaman atau zona bahaya tinggi. Jumlah jiwa terpapar tersebut akan semakin rentan ketika berada di daerah yang bertopografi terjal atau perbukitan jiwa terpapar ancaman Gempa darat dangkal. Disamping itu hampir seluruh pemukiman di kecamatan-kecamatan yang berada di tengah-tengah Bukit Berisan berada di atas jalur Patahan Sumatera yang cenderung membentuk lembah-lembah dan dataran, artinya bahwa daerah-daerah tersebut berada pada zona ancaman/bahaya tinggi. Dengan potensi magnitude dan kedalaman yang dangkal, gempa di sekitar zona patahan sumatera juga berpotensi menimbulkan bencana ikutan yaitu tanah longsor terutama pada daerah perbukitan bertopografi terjal.
Berikut adalah beberapa Ibu kota kabupaten, kecamatan atau pusat-pusat pemerintahan dan perekonomian yang berada di Jalu/Zona Patahan Sumatera:
Berikut adalah beberapa Ibu kota kabupaten, kecamatan atau pusat-pusat pemerintahan dan perekonomian yang berada di Jalu/Zona Patahan Sumatera:
- Kab. Pasaman : Baharu, Kota Napan, Sitomba, Tapus, Petok, Selibawan, Lubuk Sikaping, Bonjol,, Padang Sarai,
- Kab. Agam : Palembayan, Kota Tinggi, Tarok, Koto Tuo
- Kota Bukit Tinggi --> Ngarai Sianok
- Kota Padang Panjang
- Tanah Datar : Koto Baru, Malalo, Batu Taba
- Kab. Solok : Singkarak, Sumani, Danau Kembar, Alahan Panjang, Galagah, Bukik Gadang, Surian
- Kota Solok
- Kab. Solok Selatan : Pastalang, Muarolabuh, Alahan Badia, Liki
Tabel 1. Daftar Kabupaten pada zona ancaman/bahaya gempabumi tinggi pada Zona Patahan Sumatera. Wilayah Administrasi dan jumlah penduduk mengacu pada Sensus Penduduk 2010, BPS.
Patahan Sumatera.
Terdapat salah satu alinea dalam Deklarasi Padang 2005, dalam Konferensi Internasional Ancaman Gempabumi Sumatera yang perlu jadi perhatian, ”Saat ini, semua perhatian terpusat pada potensi bahaya guncaang gempabumi dan tsunami dari pecahnya megathrust di masa yang akan datang. Namun demikian, adalah penting bahwa masyarakat di Sumatera jangan mengabaikan risiko yang ditimbulkan oleh patahan besar lainnya yaitu, Sesar Sumatera, yang melintas sepanjang jalur pegunungan (Bukit Barisan) mulai dari Teluk Semangko (Lampung) sampai ke Banda Aceh.Sebagai contoh, Banda Aceh akan lebih memiliki resiko terhadap pergerakan Sesar Sumatera yang berada di daratan dibanding resiko dari gempabumi dan tsunami disebabkan oleh megathrust yang berada di dasar laut. Dalam kasus tertentu ini, apakah akan mungkin terjadi gerakan tanah yang diakibatkan oleh pecahnya/bergeraknya Patahan Sumatera dan seperti apakah kemungkinan peristiwa yang akan terjadi ? Juga, lokasi-lokasi yang spesifik dari Patahan Sumatera harus diketahui sedemikian rupa sehingga kegiatan pembangunan yang baru tidak akan ditempatkan pada jalur Patahan Sumatera tersebut.”
Harus ada tekanan publik agar kepala daerah yang daerahnya rawan gempa agar peduli terhadap perlunya bangunan aman gempa dan kawasan pemukiman aman longsor akibat gempa. Oleh karena itu perlua danya perubahan paradigma pemerintah daerah dalam penerpan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Selagi pemko/pemkab menganggap IMB sebagai objek PAD, sulit mengharapkan IMB yang sejatinya sebagai instrumen pembinaan, pangawasan, pengendalian bangunan.
Upaya peningkatan mitigasi dan pengurangan risiko bencana terkait gempabumi dan longsor di kawasan daratan Sumatera merupakan kebutuhan mendesak sehinga perlu dikerahkan segala upaya dan sumberdaya yang ada. Dalam program jangka panjang perlu dirancang dan diterapkan Road Map Rencana Aksi Mitigasi Ancaman Gempa Patahan Sumatera di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera umumnya, meliputi beberapa program sebagai berikut:
(Tim BPBD Prov. Sumatera Barat, Juni 2013)
Upaya peningkatan mitigasi dan pengurangan risiko bencana terkait gempabumi dan longsor di kawasan daratan Sumatera merupakan kebutuhan mendesak sehinga perlu dikerahkan segala upaya dan sumberdaya yang ada. Dalam program jangka panjang perlu dirancang dan diterapkan Road Map Rencana Aksi Mitigasi Ancaman Gempa Patahan Sumatera di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera umumnya, meliputi beberapa program sebagai berikut:
- Penyusuna Skenario Daruruat Bencana dan Rencana Kontinjensi.
- Sosialisasi dalam rangka peningkatan public awareness dan penentuan kebijakan.
- Pelatihan, pendidikan, simulasi bagi aparat dan masyarakat.
- Review penataan ruang kawasan pemukiman dalam rangka mewujudkan kawasan yang aman terhadap gempabumi dan longsor.
- Relokasi pemukiman rawan longsor.
- perkuatan bangunan dengan teknologi tepat guna agar aman terhadap gempa.
- Perkuatan kelembagaan Nagari Tangguh Bencana dengan memperdayakan potensi kearifan lokal yang ada.
- Perkuatan Sumberdaya manusia dan peralatan deteksi dini, monitoring dan kendali operasi penanggulangan bencana.
- persiapan peralatan, bahan dan personel untuk penanganan darurat bencana
- Penyebaran rambu-rambu peringatan bahaya gempabumi dan longsor, leaftlet propaganda dan promosi siaga gempa dan longsor.
(Tim BPBD Prov. Sumatera Barat, Juni 2013)
Pustaka:
- K. Sieh dan D. Hilman Natawijaya, Neotectonic of Sumatran Fault, 2000.
- Peta Bahaya Gempa Bumi Provinsi Sumatera Barat, UNDP, SC-DRR, Pemprov. Sumatera Barat, PT Waindo Specterra, 2011
- Sari dari berbagai sumber lain
Directing: Ir Ade Edward
Editting and Map Layout : Yusra Agustin ST
Langganan:
Postingan (Atom)