Kerawanan Bencana (Banjir-Longsor-Gelombang Samudera) Provinsi Sumatera Barat dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1433 H.
Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2012 (BMKG) |
Kerawan
Bencana Sumatera Barat terhadap ancaman Banjir – Longsor – Gelombang Samudera
didasarkan pertimbangan Topografi & Geologi Sumatera Barat dan
Prakiraan Cuaca BMKG sbb :
- Jalan dan pemukiman di Sumatera Barat didominasi oleh daerah dengan topografi terjal dan disusun oleh batuan retak-retak bersifat mudah lepas.
- Pesisir Sumatera Barat sepanjang kurang lebih 400 km banyak digunakan sebagai kawasan wisata pantai dan transportasi/angkutan laut.
- Sifat Hujan Sumatera Barat dari BMKG untuk masa bulan Agustus 2012 diperkirakan memiliki Sifat Hujan Diatas Normal BERPOTENSI Hujan Lebat disertai Badai dan Petir.
- Prakiraan Tinggi Gelombang Samudera dari BMKG untuk Samudera Hindia sekitar Mentawai dan pesisir barat daratan Sumatera Barat diperkirakan memiliki ketinggian gelombang 2 meter hingga 4 meter. Awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.
Prakiraan
ini berlaku 14 Agustus 2012 hingga tanggal 20 Agustus 2012 (up-date setiap
hari).
Prediksi
ancaman kebencanaan yang perlu diwaspadai untuk disikapi dalam rangka
menciptakan ketertiban, keamanan dan keselamatan bagi masyarakat dalam
menyambut Hari Raya Idul Fitri 1433 H sebagai berikut :
- Ancaman Longsor terhadap pengguna lintasan jalan negara yang melalui daerah topografi terjal.
- Ancaman banjir genangan dijalan negara yang dapat menghalangi arus lalu lintas.
- Ancaman Gelombang Samudera terhadap keselamatan transportasi/angkutan laut Padang – Mentawai.
- Acaman Gelombang Samudera dikawasan Wisata Pantai terhadap pengunjung Kawasan Wisata Pantai.
Peta Daerah Rawan Longsor Provinsi Sumatera Barat (**Pusdalops PB Sumbar) |
AWAS! SIKLON TROPIS MENINGKAT 878%.
Tren bencana akibat siklon tropis mengalami peningkatan 878% selama
tahun 1950-2010. Bencana tersebut berpengaruh terhadap ekonomi
pembangunan. Siklon
tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata
mencapai 150-200 km. Rata-rata masa hidup suatu siklon tropis antara
3-18 hari.
Sekitar
2/3 kejadian siklon tropis terjadi di belahan bumi bagian utara.
Sekitar 65% siklon tropis terbentuk di daerah antara 10°-20° dari
ekuator. Sangat jarang terbentuk di daerah lintang 0°-10°. Berdasarkan
data selama 42 tahun terakhir, kejadian siklon tropis di wilayah yang
dekat dengan Indonesia, di Selatan terjadi pada Februari (23%), Maret
(22%), dan Januari (21%). Sedangkan berdasarkan data 56 tahun kejadian
siklon tropis di utara terbanyak pada Agustus (20%), September (18%),
Juli (15%) dan Oktober (15%). Di bulan Agustus, dengan rata-rata
kejadian sebanyak 5,2 kali siklon tropis per tahun. Agustus merupakan
bulan paling sibuk bagi pertumbuhan siklon tropis di wilayah ini, dari
323 kejadian terdapat 107 kejadian yang berkembang menjadi badai tropis.
Siklon
tropis tidak terbentuk di Indonesia. Namun imbas dari siklon tersebut
sangat nyata. Khusus berpengaruh pada cuaca buruk dan menimbulkan
bencana. Tercatat pada Juni-Agustus 2012 ini, beberapa kejadian banjir
dan longsor, seperti di Padang, Gorontalo, Ambon, Sarmi, Sangihe dan
sebagainya dipengaruhi oleh keberadaan siklon tropis atau depresi tropis
di sekitar wilayah Indonesia.
Hal ini perlu kita waspadai bersama. Bahwa suatu fakta alam sudah berubah sehingga ancaman bencana menjadi nyata dan meningkat. Ibarat pepatah “alam takambang jadi guru”. Hendaknya bencana menjadi pembelajaran untuk lebih siaga. (DR. Sutopo Purwo Nugroho /Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB)
(Ir. Ade Edward)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar