SAWAHLUNTO - Korban 4 orang dalam insiden meledaknya tambang batubara 24 Januari 2014 sampai hari ini diduga masih terperangkap dalam lubang tambang. Tim SAR gabungan dengan sistim shift/ bergantian dari malam hingga hari ini masih bekerja mengeluarkan material runtuhan.
Tambang batubara milik PT Mior yang berlokasi di desa Perambahan Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto pada pukul 10.30 WIB (24/1) meledak. Diduga ledakan tersebut saat pekerjaan pemasangan instalasi listrik. Lubang yang mengandung gas CO2/ metan tersulut oleh percikan api listrik hingga meledak dan meruntuhkan dinding gua. 2 orang selamat dalam insiden ini dan 1 orang nama Edi Guru (35) asal Batu Gandang kecamatan Koto VII Sijunjung terlempar keluar lubang/ gua dan tewas seketika. Korban dilarikan ke RSUD Sawahlunto untuk divisum.
Masih terdapat 4 korban lagi yang nasibnya sampai saat ini belum diketahui dikarenakan tertimbun di reruntuhan. Lubang gua tambang rakyat tersebut memiliki kedalaman 120 meter. Ini akan membutuhkan waktu dalam upaya Tim SAR (Search and Rescue) gabungan dalam proses evakuasi. Tim SAR Gabungan hingga saat ini dengan bergantian berusaha mengeluarkan material reruntuhan dari mulut gua dengan perlatan sederhana.
Tim SAR gabungan ini terdiri dari TRC BPBD Kota Sawahlunto, Damkar Kota Sawahlunto, TRC BPBD Kabupaten Sijunjung, TNI, POLRI, Dinas Kesehatan, Tagana, PMI, masyarakat. Basarnas kota Padang dengan bekal peralatan 2 Truk Palsar/ Perlatan SAR dan 1 unit mobil rescue pada malam hari telah sampai di lokasi. Keempat korban tertimbun berasal dari daerah Solok, Sijunjung, Sawahlunto dan Bengkulu dan berjenis kelamin laki-laki, berikut nama-nama korban:
- Komar 37 th alamat Pasar Tanjung Ampalu Sijunjung
- Anton 30 th alamat Bukit Bual Sijunjung
- Ucok 35 th alamat Solok
- Irfan 31 th alamat Bengkulu
Kecelakaan kerja meledaknya tambang batubara pada tanggal 16 Juni 2009 pernah terjadi dengan lokasi berdekatan dengan ledakan saat ini. Ledakan tersebut telah menewaskan 33 orang. Banyak lokasi pertambangan rakyat di aliran ombilin, dan sebenarnya banyak pula lokasi tambang yang telah dikasih peringatan oleh Dinas Pertambangan setempat untuk tidak dioperasikan karena faktor kandungan gas CO2 yang tinggi. Seperti halnya dilokasi kejadian saat ini, menurut salah satu petugas Dinas Pertambangan lokasi saat ini sebenarnya telah diberi peringatan untuk tidak dioperasikan. Dikarenakan tuntutan hidup, masyarakat dengan terpaksa mencari nafkah dengan menambang dan tidak peduli lagi apakah lokasi penambangan tersebut layak untuk ditambang. seperti halnya area pertambangan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar