Sesar Semangko |
Padang 16/5, Pulau Sumatera secara geologis memiliki zona patahan yang membentang sepanjang 1.900 km dari Banda Aceh hingga teluk Semangko di Selatan Lampung. Menurut para ahli bentangan tersebut paralel dengan palung atau zona Subduksi sebagai pengaruh dari konvergensi lempeng Eurosia dengan lempeng Indo-Australi dan membagi patahan ini menjadi 3 wilayah yaitu; wilayah utara, tengah, dan selatan. Secara keseluruhan berdasar pengamatan tersebut dibagi lagi menjadi 19 segmen patahan Sumatera.
Untuk wilayah Sumatera Barat terdapat 7 segmen patahan yaitu; segmen Angkola, segmen Barumun, segmen Sumpur, segmen Sianok, segmen Sumani, segmen Suliti, dan segmen Siulak yang sangat beresiko dan berdampak langsung terhadap masyarakat bila patahan pada segmen-segmen di daratan tersebut bergerak. Gempa-gempa yang berafiliasi dengan zona patahan Sumatera merupakan gempa-gempa berkekuatan sedang hingga kuat dengan potensi kedalaman dangkal, kurang dari 20 km, yang bisa mengakibatkan kerusakan hebat dan sangat memungkinkan terjadinya bencana ikutan berupa tanah longsor.
Dengan tingginya risiko yang diakibatkan dengan adanya gempabumi patahan ini yang berdampak dengan kerugian bahkan memungkinkan timbulnya korban jiwa, maka perlu adanya upaya-upaya peningkatan mitigasi dan pengurangan risiko bencana. Mengingat kejadian gempabumi di daratan pada dini hari Kamis 15/5 dengan kekuatan 6.1 SR kedalaman 165 km dengan lokasi 50 km timut laut Bengkulu Utara tepatnya berimpit episentrum dengan sesar Semangko akan dikhawatirkan akan memicu bergeraknya segmen Suliti. Berikut ulasan tentang "Bahaya Gempabumi Zona Patahan Sumatera" yang ditulis oleh Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Wilayah Sumatera Barat, Ir. Ade Edward. (Gst)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar