I.
Wilayah Administrasi Kesampaian Lokasi
Daerah Longsor terletak di Jorong
Datar Kampung Dadok, Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kanupaten Agam, Provinsi
sumatera Barat. Dari Lubuk Basung dapat ditempuh dengan jarak + 40 km ke arah Tenggara selama 1 jam
perjalan atau 30 km sebelah Barat Daya
Kota Bukit Tinggi selama 45 menit perjalanan.
Peta lokasi longsor Jorong Datar Kampung Dadok, Nagari
Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya,
Kanupaten Agam, Provinsi sumatera Barat.
II.
Gambaran Umum Wilayah
a.
Topografi
Daerah longsor Berada di sisi Tenggara Danau Maninjau, pada lembah
perbukitan di kaki pegunungan bekas
Kaldera Maninjau bertopografi miring(<20%)
hingga terjal (>50 %), namun meningkat
tajam ke a rah Timur, sangat terjal hingga
tegak (>56 %).
b.
Geologi
Berdasarkan Geologi Regional, “Peta Geologi Bersistem,
Indonesia, Lembar Padang, 0715,” daerah tersebut tersusun oleh Batuan Andesit
Kaldera Maninjau yang juga ditutupi oleh tuf batuapung.
Kenampakan dilapangan menunjukkan bahwa daerah tersebut
merupakan daerah labil, bagian atas tersusun oleh lapukan lapili tuf pasiran,
lapukan berwarna kuning kecoklatan, tidak kompak dan bersifat poros,
setempat-setempat dijumpai
bongkah-bongkah andesit tertanam dalam tanah berwarna kuning kecoklatan (lapukan
lapili tuf pasiran).
III.
Kondisi Daerah Longsor
Longsor di Kampung Datar Jorong
Dadok, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terjadi pada pagi buta sekitar jam
5.30 WIB, Minggu, 27 Januari 2013, menelan korban jiwa sebanyak 20 orang dan 12
rumah rata bersama longsoran, sementara itu 9 orang diyatakan selamat.
Berdasarkan pemetaan di lapangan, longsor ini telah menghancurkan dan menimbun
sekurang-kurangnya 4,5 Ha lahan, setidaknya terdapat beberapa jenis tanaman
masyarakat yang dilanda longsor, seperti tanaman kakao, jagung, padi sawah, dan
kacang tanah.
Pengamatan pada
morfologi longsor menunjukkan bahwa sebelum terjadinya longsor terlebih dahulu
terjadi terban pada tanah didaerah tersebut kemudian menggelincir mengikuti
bidang yang relatif melengkung di bawah permukaan tanah. Fakta ini dibuktikan dengan tersisanya vegetasi
permukaan di atas kepala (head) longsor, kemudian pada kaki lereng yang longsor
terdapat gelembung tumpukan material yang menandakan bahwa sebagian material
juga terhamburkan ke atas saat meluncur baru kemudian menyebar kebagian yang
lebih rendah di daerah tersebut, material longsor juga menumpuk di kaki lereng
di seberang lembah yang berhadapan langsung dengan longsor.
Fakta ini mengindikasikan tingginya
curah hujan meningkatkan infiltrasi pada tanah yang poros dan tidak stabil,
sementara itu vegetasi yang ada di lapangan tidak cukup kuat untuk menahan
deformasi di bawah permukaan. Sifat tanah yang poros dan mudah terurai menjadi
bubur saat tanah jenuh air sehingga dengan mudah meluncur menuruni lereng dan
membawa apa saja yang ada diatasnya.
Foto Morfologi longsor Kampung Dadok,
Jorong Datar, Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kab. Agam.
IV.
Penyelidikan di sekitar Daerah Longsor
Berdasarkan informasi yang
dikumpulkan di lapangan didapatkan bahwa pada daerah lereng telah dibuat tiga saluran irigasi memotong lereng, untuk
mengairi sawah-sawah penduduk disekitar lokasi. Tanah di sekitarnya merupakan
lahan terbuka berupa kebun dan sawah masyarakat. Saluran-saluran irigasi
tersebut dibuat dengan cara menggali
tanah tanpa penguatan di sisi-sisi dan dasar saluran.
Saluran Irigasi beresiko, posisi pada
lereng miring – terjal, tanpa perkuatan pada dasar dan dinding saluran.
Tidak adanya perkuatan saluran, baik secara alami maupun artifsial
(pembuatan tembok irigasi) akan meningkatkan infiltrasi atau resapan air ke
dalam tanah. Hal ini sudah menjadi perdebatan semenjak beberapa tahun yang lalu
dimana sebagian pihak mengkhawatirkan bahwa irigasi ini akan membahayakan
masyarakat, perkebunan dan sawah masyarakat yang ada di bawah lereng.
Tidak dapat dipungkiri bahwa,
kejadian longsor tersebut dikaitkan dengan kebaradaan saluran irigasi dan sifat
tanah di lokasi. Infiltrasi membuat
lapisan tanah bagian dalam menjadi lunak dan gembur, sementara itu, tingginya
intensitas hujan sebelum kejadian meningkatkan kejenuhan air dan beban lereng,
juga menyebabkan air irigasi tumpah keluar saluran dan meningkatkan erosi
permukaan. “Kolaborasi” antara peningkatan
kejenuhan air dalam tanah melalui infiltrasi dan erosi permukaan menyebabkan
meluncurnya tanah pada lereng membawa semua yang ada diatasnya, mendorong dan
menimbun rumah-rumah masyarakat dan lahan pertanian yang ada di bawahnya.
Penyelidikan yang dilakukan di
daerah sekitar lokasi longsor, juga mengindikasikan tingkat kerawanan yang sama
dengan lokasi longsor. Di lereng bawah saluran irigasi (TP 01) dijumpai rekahan
sepanjang 3 m dengan lebar 20 cm dan dalam 20 – 30 cm, dengan arah Barat Laut –
Tenggara. Rekahan ini mungkin disebabkan oleh aktifitas erosi permukaan atau
pergeseran dalam skala kecil dan lokal pada titik tersebut. Pada kondisi
tertentu, terutama saat curah hujan tinggi, rekahan ini dapat saja menjadi
media infiltrasi yang besar dan menjadi titik awal longsor baik dalam skala
besar maupun kecil. Kondisi ini tentuah
sangat mengkhawatirkan mengingat karakteristik tanah di daerah tersebut labil,
poros dan berlereng terjal.
Di lokasi lain, TP 02, juga dijumpai
rekahan sepanjang + 10 m, lebar 50 - 100 cm, arah N 75 – 255 E (relatif
Timur – Barat), diperkirakan rekahan ini telah menjadi jalan air searah lereng
pada punggungan bukit. Daerah di sekitar titik ini cenderung stabil karena
cukup didukung oleh vegetasi yang lebat dan pohon-pohan, namun dijumpai juga
beberapa pohon agak miring sebagai indikasi adanya gerakan tanah dalam skala
mikro dan lokal.
V.
Kesimpulan dan Saran
Secara umum kondisi daerah di Jorong Data
Kampung Dadok, Kecamatan Tanjung Raya termasuk zona merah, daerah rawan longsor
dan gerakan tanah. Oleh karena ini perlu dilakukan penyelidikan mendetil di
daerah tersebut terhadap tingkat kerawanan
longsor terutama daerah yang berdekatan langsung dengan pemukiman dan
aktifitas masyarakat
Data yang ada dan kondisi terkini perlu
ditindaklanjuti dan dijadikan dasar program mitigasi dan kesiapsiagaan dalam
rangka perlindungan terhadap masyarakat dan upaya pengurangan risiko bencana. Saluran-saluran
irigasi yang berada di atas lereng perlu diberi perkuatan untuk menahan laju
infiltrasi dan mencegah longsor. Pemeliharaan vegetasi di daerah lereng
sangatlah penting untuk menahan laju erosi dan perkuatan struktur tanah,
sementara itu kegiatan penebangan pohon haruslah terlarang di wilayah tersebut.
Peraturan dan Rencana Tata Ruang Wilayah sudah seharusnya diterapkan secara
benar.
2 komentar:
Nice work guys...
LIKE THIS
by.
Andiyansyah Zulfikar
Student of Disaster Management Policy
National Graduate Institute for Policy Study (GRIPS) in Tokyo - Japan
Thanks bos
Posting Komentar