Rabu, 30 Desember 2015

Hujan Terus Menerus Menyebabkan Batang Sungai Sangir Meluap

Solok Selatan 30/12/15, Hujan yang terjadi dari sore hingga pagi hari mengakibatkan meluapnya batang sungai Sangir di kabupaten Solok Selatan meluap.

Kejadian mulai meluapnya batang sungai Sangir terpantau dari pagi hari 30/12/15 sekitar pukul 05.00 wib. Diinformsikan oleh BPBD Kabupaten Solok Selatan, masyarakat mulai khawatir dengan meluapnya sungai yang memang sudah mengalami pendangkalan atau sedimantasi. Personil diturunkan ke lokasi dibeberapa titik guna melakukan tindakan evakuasi kepada masyarakat saat itu.

Adapun daerah terdampak pada area batang sungai Sangir, berada di 3 (tiga) kecamatan;

1) Kec. Sangir Batang Hari;
     - Jorong Pantai Cermin
     - Jorong Abai
     - Jorong Sitapus
        7 ekor kambing hanyut
     - Jorong Dusun Tengah
 
2) Kec. Sangir;
     - Jorong Manggis
        2 ekor kerbau hanyut
     - Jorong Koto Gadang
     - Jorong Kapalo Koto
    1 buah jembatan rusak
 
3) Kec. Sangir Jujuan

Pada sore ini kembali dilaporkan oleh Tim TRC BPBD Kabupaten Solok Selatan luapan batang sungai sangir telah berangsur surut karena hujan telah berhenti.

Petugas dr BPBD Solok selatan beserta TNI, Polri, Tagana dan relawan hingga saat ini masih berada dilokasi guna melakukan pembersihan dan menginventarisir kerusakan. (gst)

Minggu, 20 Desember 2015

Rabu, 16 Desember 2015

Tanggap Darurat Banjir Bandang Paraman Dareh Pasaman, Mulai Dilakukan Hari Ini

Pasaman 16/12, Bencana alam banjir bandang yang terjadi di sore hari, Selasa 15 Desember 2015 di Jorong Paraman Dareh Kecamatan Lubuk Sikaping, Pasaman Sumatera Barat mengakibatkan sebanyak 230 KK (409 jiwa) terpaksa mengungsi. Rumah yang ditempati tergenang material lumpur dan tumpukan kayu.

Hari ini mereka melakukan pembersihan di rumah masing-masing yang dibantu oleh para relawan dari berbagai unsur; PMI, Tagana, TRC BPBD Pasaman, TNI dan POLRI serta Dinas PU dengan mempergunakan alat berat berupa escavator.

Menurut informasi dari BPBD Pasaman yang telah melakukan pendataan, 18 rumah mengalami rusak, diantaranya 1 rumah hanyut, 6 rumah rusak berat, 4 rumah rusak sedang, 7 rumah rusak ringan dan 1 motor terbawa hanyut.

1 Mushallah mengalami rusak ringan, 2 bendungan rusak, 1 jembatan rusak ringan, saluran irigasi sepanjang 250 meter alami rusak. 

Untuk saat ini masyarakat masih berada di rumah familiy terdekat dan juga ada yang mengungsi di Kantor Disnaker dan masjid. Posko Bencana dipusatkan di bekas kantor Lurah lama di daerah kmapung Paraman Dareh.

David, staf Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Pasaman menerangkan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Pasaman telah membuka status Tanggap Darurat Banjir Bandang Kecamatan Lubuk Sikaping Pasaman yang berlaku selama 14 hari terhitung hari ini (16/12/15).

Tanggap Darurat Banjir Bandang ini dilakukan dalam bentuk upaya melakukan perbaikan darurat dan pembersihan yang diakibatkan banjir bandang di Kanagarian Aie Manggih ini. "Seluruh jajaran kami kerahkan", ujar David.

Menurut Dewi, staf Kedaruratan BPBD Pasaman; terdapat 13 bayi, 57 Balita, 146 Lansia, dan 8 ibu hamil yang memerlukan upaya bantuan dari kejadian ini. Untuk data anak sekolah masih melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan. Posko Kesehatan juga telah didirikan.

"Kondisi hingga sore ini, aliran sungai Aie Dareh sudah dibersihkan dari material kayu oleh alat berat dan dipastikan tidak adanya ancaman luapan jika hujan kembali turun". ungkap Dewi.

Banjir Bandang di Paraman Dareh Pasaman, Menggenangi Rumah Lahan dan Irigasi



luapan air, sore hari 15/12

Pasaman 15/12/15, Hujan yang terjadi dari siang hingga malam hari menyebabkan meluapnya sungai di Jorong Paraman Dareh Nagari Aie Manggih Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. Akibat besarnya debit air batang sungai Aie Dareh tersebut hingga menggelontorkan material lumpur, bebatuan dan batang-batang kayu sampai menggenangi pemukiman warga setempat.

Menurut David, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pasaman, luapan air terjadi sore hari yang diperkirakan pukul 18.15 wib dan air semakin tinggi hingga menggenangi rumah masyarakat di Jorong Paraman Dareh sampai pukul 23.00 wib. "Pada pukul 00.00 wib air mulai berangsur-angsur surut saat hujan mulai reda, namun rumah-rumah warga banyak tergenangi air,lumpur, dan material kayu dan kerikil" ujar David yang dihubungi melalui telepon selulernya oleh Pusdalops PB BPBD Sumatera Barat, malam itu.

BPBD Kabupaten Pasaman pada pagi ini 16 Desember 2015 melakukan pendataan dan menginventarisir kerusakan dan taksiran kerugian bersama-sama SKPD terkait. Daerah terdampak berada dalam area satu kanagarian, yaitu di Kanagarian Aie Manggih namun tercatat tingkat kerusakannya lumayan tinggi.

David kembali mengutarakan, sebanyak 230 KK dengan 409 jiwa diungsikan ke jorong terdekat yang ditempatkan di Kantor Dinas Sosnaker, tempat ibadah, dan sanak family. 1 rumah hanyut, 6 rumah rusak berat, 4 rumah rusak sedang, 7 rumah rusak ringan. Sedang untuk sarana dan prasarana, 1 jembatan rusak, tebing sungai banyak mengalami runtuhan hingga terjadi sedimentasi sejajar dengan ketinggian tanah rumah masyarakat setempat.

Ditambahkan lagi oleh pak David, pada saluran irigasi total sepanjang 250 meter alami rusak, 2 bendungan rusak, lahan-lahan pertanian tertimbun material lumpur, dan 1 motor milik warga hanyut.

Tindakan yang dilakukan saat ini, Dinas PU mulai bekerja dengan alat berat, masyarakat dan dibantu aparat dari BPBD, TNI, Polri, Dinsos, PMI membersihkan material lumpur yang menggenangi pemukiman, Tagana pada pagi ini juga telah mendirikan Dapur Umum untuk kebutuhan masyarakat yang terdampak.

Menurut David, hari ini Pemerintah Kabupaten Pasaman menetapkan Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang selama 14 hari terhitung mulai hari ini 16 Desember 2015.

BPBD Provinsi Sumatera Barat juga akan mendistribusikan logistik kebutuhan dasar bagi pengungsi pada hari ini. (gst)

Foto lokasi kejadian Jorong Paraman Dareh - Pasaman 
 




 






 

Senin, 14 Desember 2015

Tingginya Curah Hujan, Menyebabkan Drainase Jebol dan Longsor di Sawahlunto



Tingginya curah hujan yang terjadi silih berganti pada waktu pagi-sore-malam menyebabkan longsor di wilayah kota Sawahlunto. Minggu pagi hari tanggal 13 Desember 2015 pada pukul 06.00 wib, daerah di tiga kecamatan terlanda longsor yang membawa material tanah dan bebatuan.

Menurut Indra, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Sawahlunto, baik Satgas, TNI dan Polri bersama dengan masyarakat sekitar telah melakukan upaya pembersihan dan pembukaan akses jalan yang terlanda material longsoran sejak pagi hingga sore hari. Pusdalops juga telah melakukan pendataan rumah-rumah warga yang dihantam longsoran tersebut.

Indra menceritakan pada saat hujan lebat, menyebabkan banjir di Blok Ombilin Kelurahan Saringan akibat tidak tertampungnya air yang berasal dari atas perbukitan masuk drainase dan jebol, sehingga air melimpah memasuki permukiman warga. Sekitar 12 kk dievakuasi ke tempat lebih aman untuk antisipasi jika hujan berkelanjutan.

Longsor juga terjadi di Kecamatan Lembah Segar, terdapat banyak titik longsoran yaitu berada di kelurahan Durian, Saringan, Air Dingin, Aur Mulyo, Tanah Lapang dan Pasar. "Sebagian besar rumah warga terlanda longsoran pada bagian belakang rumah, dan menutup akses jalan", terang Indra.

Longsor juga terjadi beberapa titik di wilayah Kecamatan Talawi di desa Tumpuk Tengah dan Pintu Angin, juga terdapat beberapa titik di Kecamatan Barangin. "Besok pagi (14/12) kami akan melakukan pembersihan dan upaya pengkajian kembali bersama pihak-pihak terkait", imbuh Indra yang dihubungi Pusdalops PB BPBD Sumatera Barat malam ini. (Gst)

Sabtu, 12 Desember 2015

Kota Solok; Banjir Menggenangi Rumah, Masyarakat Diungsikan

Solok 11/12, Curah hujan yang cukup lebat merata terjadi di wilayah Sumatera barat, termasuk di wilayah Solok. Pantauan Satgas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Sumatera Barat, hujan yang terjadi pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015, berdurasi sekitar 2 jam dan sebelumnya pada sore hari juga terjadi hujan lebat selama 1.5 jam. Dampak dari cuaca ekstrim beberapa daerah mengalami banjir berupa genangan atau luapan seperti halnya di wilayah Solok tersebut.

Pusdalops BPBD Sumbar kembali menjelaskan, laporan yang bersumber dari Hari Siswanto, Satgas TRC BPBD Kota Solok, bahwa sekitar pukul 20.00 wib terjadi banjir dibeberapa wilayah pada malam itu. Satgas gabungan bersama dengan Relawan telah mengungsikan masyarakat terdampak ke tempat lebih aman, daerah-daerah yang mengalami banjir diantaranya; di Kelurahan Nan Balimo Kecamatan Tanjung Harapan sebanyak 2 kk dengan 11 jiwa. Kecamatan Lubuk Sikarah Tanah Garam sekitar 43 kk dengan 159.



Longsor terjadi sekitar pukul 05.30 wib di daerah Payo Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah menimpa 1 rumah yang dihuni 1 kk dengan 4 jiwa. Selain itu juga terdapat pohon tumbang yang menimpa dinding pagar Madrasah Tsanawiyah di Kota Solok tersebut.

BPBD Kota Solok malam hari itu telah menurunkan personilnya yang di komandoi langsung oleh Kepala Pelaksana, Ori Offilo dan didampingi para Kasi, serta instansi lainnya seperti; PMI, Tagana, Polres serta relawan yang bersama-sama membantu mengevakuasi masyarakat terdampak. 

Hari Siswanto kembali menerangkan, pada pagi ini Sabtu 12/12 petugas telah memberikan bantuan kebutuhan dasar seperti; sarapan pagi, tikar, selimut terhadap masyarakat terdampak kejadian semalam. (Gst)
 

Jumat, 11 Desember 2015

Tanggapan Bencana Gerakan Tanah Kec. Payakumbuh, Kab. Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat

Tanggapan bencana gerakan tanah di Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, berdasarkan pemberitaan media www.riaupos.co.id hari Senin, 30 November 2015, sebagai berikut :
1. Lokasi dan waktu kejadian:
    Gerakan tanah terjadi di daerah pemukiman, Jorong Pabatungan, Nagari Taeh Bukik, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Bencana tersebut terjadi pada hari minggu, tanggal 29 November 2015.
    2. Jenis gerakan tanah:
      Jenis gerakan tanah diperkirakan berupa rayapan. Pergerakan tanahnya merusak daerah pemukiman.
      3. Dampak gerakan tanah:
        • 20 rumah rusak.
        • 156 kepala keluarga mengungsi.
        4. Kondisi daerah bencana :
          • Secara umum sekitar lokasi bencana merupakan daerah pegunungan dengan kemiringan lereng landai sampai agak terjal. Elevasi lokasi bencana sekitar 600 meter di atas permukaan laut.
          • Berdasarkan Peta Geologi Lembar Solok, Sumatera (Silitonga dan Kastowo, Puslitbang Geologi, 1995), daerah bencana tersusun oleh batuan Formasi Brani, terdiri dari Konglomerat dengan sisipan batupasir (Tob); Batuan Anggota Filit dan Serpih Fromasi Kuantan, terdiri dari serpih dan filit, sisipan batusabak, kuarsit, batulanau, rijang dan aliran lava (PCks). Serta Batuan Andesit sampai Basal (Ta), Aliran lava, breksi, aglomerat.
          • Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada Bulan Desember 2015 di Provinsi Sumatera Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Payakumbuh termasuk zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi artinya daerah yang mempunyai potensi menengah - tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Pada zona ini gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
          5. Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah diperkirakan:
            • Hujan deras yang turun dalam waktu lama sebelum dan pada waktu kejadian gerakan tanah.
            • Tanah fisik batuan dan tanah pelapukan yang tebal, bersifat gembur, sarang dan jenuh air saat hujan turun.
            • Tebing yang terjal.
            • hujan tidak meresap ke dalam tanah dan membuat jenuh tanah penyusun tebing.
            • Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah.
            • Menutup retakan dengan tanah liat yang dipadatkan, agar air hujan tidak masuk ke dalam tanah.
            • Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat.
            Gambar Peta Prakiraan Wilayah Potensi terjadi Gerakan Tanah
            Provinsi Sumatera Barat Bulan Desember 2015



            Sempat Terjadi Kemacetan Selama 8 Jam, Longsor di Pangkalan Limapuluh Kota

            Hujan lebat yang mengguyur hampir di seluruh wilayah Sumatera Barat selama empat jam pada hari kamis (10/12) dari pukul 16.00 wib hingga pukul 20.00 wib mengakibatkan longsor di desa Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru kabupaten Limapuluh Kota.
            Dilaporkan oleh Rahmadinol, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Limapuluh Kota, satgasnya menginventarisir sebanyak 11 titik longsoran, diantaranya terdapat 5 titik longsor terpapar sepanjang 30 - 50 meter menutup badan jalan yang menghubungkan Sumatera Barat - Pekanbaru begitu sebaliknya. Selain itu terdapat satu unit rumah warga milik Linda (44th) tertimpa longsoran, dan 3 unit kendaraan bermotor roda empat juga ikut tertimpa material longsoran. 1 orang mengalami luka ringan dalam kejadian itu, imbuh Rahmadinol.
            Longsor menghambat badan dan sempat terjadi kemacetan selama 8 jam. Evakuasi dan pembersihan telah diupayakan pada saat itu oleh Dinas PU yang dibantu dari instansi terkait seperti BPBD Kab. Limapuluh Kota, Polri serta masyarakat setempat. Sekitar pukul 03.00 wib (11/12) jalan penghubung Sumatera Barat - Pekanbaru sudah bisa dilewati kembali.
            BMKG telah memprediksi puncak hujan akan terjadi di Sumatera Barat pada bulan Nopember 2015, dan berakhir di bulan Desember 2015. Selama itu menurut dinas ESDM juga mengutarakan terdapat beberapa wilayah yang telah di petakan di Sumatera Barat akan mengalami potensi pergerakan tanah dalam kategori sedang hingga tinggi, dan juga berpotensi banjir pada bulan-bulan tersebut.
            Hujan hingga saat ini masih sering terjadi dengan intensitas sedang dan lebat, untuk itu perlu adanya peningkatan kesiapsiagaan dan kewaspadaan bagi aparatur serta potensi masyarakat untuk meminimalisir kerusakan dan korban jiwa. (Gst)