Senin, 25 Juni 2012

MENGUKUR TINGGI LETUSAN (SEMBURAN ASAP/ABU) UNTUK MENENTUKAN LEVEL LETUSAN GUNUNGAPI.


Pengukuran tinggi letusan (semburan asap/abu atau plume) gunung api menjadi penting sebagai salah satu ukuran untuk mengetahui tingkat letusan (Volcanic Eruption Index atau skala VEI). Skala  VEI terbagi menjadi 8 level, yaitu level 0 – level 7, semakin tinggi tingkat letusan atau skala  VEI, maka semakin tinggi semburan asap/abu (plume) yang terbentuk demikian juga volume material letusannya. 

Reference:
http://metalblogku.blogspot.com/2012/02/inilah-level-level-letusan-gunung.html atau http://regional.kompasiana.com/2010/11/04/menakar-letusan-besar/.



















Tinggi letusan atau plume diketahui melalui pengukuran sudut vertikal pandangan dari Posko Pemantauan terhadap puncak semburan asap/abu (plume) dengan clinometer yang kemudian dihitung dengan rumus trigonometri dan rumus matematika sederhana. Selain clinometer diperlukan juga diperlukan beberapa peralatan penunjang, yaitu GPS untuk mengetahui posisi koordinat dan elevasi, dan kompas untuk mengetahui arah atau azimut. Pengukuran dapat dilakukan oleh siapapun dan dari manapun asalkan pandangan ke arah erupsi terbuka.

Berikut  ini beberapa variable yang diperlukan untuk mengukur Tinggi Letusan (TL):
1.    Jarak datar Posko  dengan pusat letusan (JD), diketahui melalui pengukuran koordinat dengan GPS atau diukur pada Peta (dapat juga melalui Google Earth atau Google Map).
2.    Elevasi Posko (eLP), diukur dengan GPS atau altimeter.
3.    Elevasi Bibir Kawah  (eBK), diukur dilapangan dengan GPS atau altimeter ataupun pada peta mapun Google Earth.
4.    Sudut Pantau terhadap puncak letusan, diukur dengan clinometer

Tinggi Letusan atau Plume (TL ) = dH2 – dH1
dH1 = eBK – ePosko  (merupakan selisih elvesi Bibir Kawah dengan elevasi Posko)
dH2 = JD x tan(SP)
sehingga TL  = (JD x tan (SP)) – (eBK – ePosko)
Elevasi Puncak Letusan (ePL) = dH2 + ePosko

Contoh Perhitungan:
Pematauan letusan Gunung Marapi di pantau dari Posko PUSDALOPS PB BPBD Tanah datar (sebagai Posko). Lokasi LP pada 0° 27’ 20,3” LS dan 100° 35’ 53,9” BT, elevasi (eLP) 472 m dpl.  Berdasarkan pengukuran di Google Earth diketahui pusat erupsi atau Kawah berlokasi pada 0° 23’ 29” LS dan 100° 27’ 17” BT., elevasi Bibir Kawah (eBK) 2.700 m dpl , jarak datar (JD) pusat erupsi dan Posko adalah 17.500 m.  Saat terjadi letusan diukur puncak letusan dengan klinometer, didapat sudut pantau (SP) dengan kemiringan 20° . azimuth pemantauan (arah kompas) N 294,5 ° E.
Dengan data-data diatas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
dH1 = eBK – ePosko = 2.700 – 472 = 2.228 meter
dH2 = JD x tan (SP) = 17.400 x tan 20° = 17.500 x 0,364 = 6.369,48 meter
 TL = = dH2 – dH1  = 6.369,48 – 2.228 = 4.141,48 meter
ePL = dH2 + ePosko = 6.369,48 + 472 = 6.841, 48 m dpl

Dari perhitungan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa letusan menghembuskan awan/debu setinggi 4.141,48 meter atau 4,1 km hingga ketinggian 6.841, 48 m dpl atau 6,8 km dpl.  Level Letusan adalah LEVEL 2 (VULCANIAN).


 
Berikut tingkatan-tingkatan dalam Skala VEI (Volcanic Eruption Index)

I.  LEVEL 0 ( LEVEL HAWAIIAN )

Sebuah letusan Hawaiian adalah jenis letusan gunung berapi di mana lava dari lubang dalam ledakan lembut relatif, tingkat rendah, disebut demikian karena itu adalah karakteristik dari gunung berapi Hawaii. Biasanya mereka adalah letusan efusif, magma basaltik dengan viskositas rendah, kandungan gas rendah, dan suhu tinggi pada lubang angin. Dengan ejecta volume < 10,000 m³ dan plume < 100 m.


II . LEVEL 1 ( LEVEL STROMBOLIAN )

Letusan strombolian relatif rendah tingkat letusan gunung berapi, dinamai setelah gunung berapi Stromboli Italia, di mana letusan tersebut terdiri dari pengusiran cinder pijar, lapili dan bom lava ke ketinggian puluhan hingga ratusan meter. Mereka kecil dan menengah dalam volume, dengan kekerasan sporadis. Dengan ejecta volume > 10,000 m³ dan plume 100 – 1000 m.

III. LEVEL 2 ( LEVEL VULCANIAN )

Istilah ini pertama kali digunakan oleh Giuseppe Mercalli, menyaksikan 1888 - 1890 letusan di Pulau Vulcano. Deskripsi tentang gaya letusan sekarang digunakan di seluruh dunia untuk letusan ditandai oleh awan tebal abu - sarat gas yang meledak dari kawah dan naik tinggi di atas puncak.Ejecta volumenya > 1,000,000 m³ dan plume 1 - 5 km.


IV. LEVEL 3 ( LEVEL PELEAN )

Letusan Peléan adalah jenis letusan gunung berapi. Mereka dapat terjadi ketika magma kental, biasanya tipe rhyolitic atau andesit, terlibat, dan berbagi beberapa kesamaan dengan letusan Vulcanian. Karakteristik yang paling penting dari sebuah letusan Peléan adalah adanya longsoran bersinar abu vulkanik panas, aliran piroklastik. Pembentukan kubah lava adalah fitur lain yang khas. Arus pendek abu atau penciptaan kerucut batu apung dapat diamati juga.dengan ejecta volume > 10,000,000 m³ dan plume 3 – 15 km.

V.  LEVEL 4
Level ini mirip dengan level 3 dan letusan level 5. Ejecta volumenya > 0.1 km³ dan plume 10 - 25 Km.


VI. LEVEL 5 ( LETUSAN PLINIAN )
Letusan Plinian , juga dikenal sebagai 'letusan Vesuvian', letusan gunung berapi yang ditandai oleh kesamaan mereka untuk letusan Gunung Vesuvius di AD 79 ( seperti yang dijelaskan dalam surat yang ditulis oleh Plinius Muda, dan yang membunuh pamannya Pliny the Elder ). Letusan Plinian yang ditandai dengan kolom gas dan abu vulkanik memperluas tinggi ke stratosfer, lapisan atmosfer tinggi. Karakteristik kunci pengusiran sejumlah besar batu apung dan sangat kuat letusan ledakan gas terus menerus. Ejecta volumenya > 1 km³ dan plume 20 – 35 km.

VII. LEVEL 6
Level ini berada seperti di antara Level 5 dan level 7. Dengan ejecta volume > 10 km³ dan plume > 30 km.

VIII. LEVEL 7 ( LEVEL ULTRA - PLINIAN )
Menurut Volcanic Explosivity Index Smithsonian Institution, sebuah VEI 6 sampai 7 diklasifikasikan sebagai "Ultra Plinian." Mereka didefinisikan oleh bulu abu lebih dari 25 km ( 16 mil ) tinggi dan volume bahan meletus 10 km3 ( 2 mil kubik ) untuk 1.000 km3 ( 200 cu mil ) dalam ukuran. Contoh Gunung yang meletus pada level ini:

IX. LEVEL 8 ( LEVEL SUPERVOLCANIC )
Dari namanya silahkan di artikan dan dibayangkan sendiri kedahsyatan letusan level ini. Contoh gunung yang
Letusan skala penuh terakhir dari supervolcano Yellowstone, Creek Lava letusan yang terjadi hampir 640.000 tahun yang lalu, memuntahkan sekitar 240 kilometer kubik ( 1.000 km3 ) dari batu dan debu ke langit. Dan gunung ini masih aktif!.

Letusan Toba ( peristiwa Toba ) terjadi pada atau yang sekarang Danau Toba sekitar 67.500 sampai 75.500 tahun yang lalu. Letusan Toba adalah yang terakhir dari serangkaian setidaknya tiga letusan pembentukan kaldera yang terjadi di gunung berapi, dengan kaldera yang terbentuk sebelumnya sekitar 700.000 dan 840.000 tahun yang lalu. letusan terakhir memiliki Explosivity Index diperkirakan vulkanik 8 ( digambarkan sebagai "mega - kolosal" ), sehingga kemungkinan letusan gunung berapi terbesar ledakan dalam 25 juta tahun terakhir.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mantap bro....

pusdalops pb sumbar mengatakan...

(y)